Sunday, January 19, 2020

Bahasa Jawa dalam Pilgub Jawa Timur 2018

Pemilihan Gubernur Jawa Timur Memang sudah berlangsung. Hasil sementara, menempatkan pasanganan Khofifah Indar Parawansa dan Emil L. Dardak sebagai pemenang. Berdasarkan hitung cepat, pasangan nomor urut satu ini menggunakan slogan "Wis Wayahe". Sementara pasangan lawannya, Saifullah Yusuf dan Puti Guntur Soekarno menggunakan slogan 'Kabeh Sedulur Kabeh Makmur'.

Penggunaan bahasa Jawa oleh pasangan calon gubernur dan wakil gubernur ini menunjukkan bahwa mereka ingin dikenal dekat dengan rakyat Jawa Timur. Meskipun tidak semua rakyat Jawa Timur menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa percakapan, tapi hampir dipastikan bahwa orang Jawa Timur mengerti bahasa Jawa ngoko, yang menjadi ciri khas bahasa Jawa di Jawa Timur - kecuali di daerah mataraman.

Baik slogan 'Wis Wayahe' maupun 'Kabeh Sedulur Kabeh Makmur' merupakan bahasa Jawa yang biasa didengar, bahkan bisa dimengerti oleh orang yang tidak menuturkan bahasa Jawa sekalipun.

Kesamaan Slogan Khofifah-Emil dan Gus Ipul-Puti ada di beberapa hal lain. Selain sama-sama menggunakan bahasa Jawa Timur-an juga juga mengandung rima (perulangan bunyi) yang menarik. Juga jika ditelisik berdasarkan muatan isinya, menunjukkan kondisi Jawa Timur.

Sama-sama Bahasa Jawa Ngoko

Seperti telah disinggung sebelumnya, Jawa Timur adalah wilayah dengan penutur bahasa Jawa yang khas. Yaitu bahasa yang digunakan adalah kebanyakan bahasa Jawa dan Madura. Bahasa Jawa yang digunakan, lebih banyak yang ngoko.

Maka, slogan yang digunakan juga bahasa ngoko. Jika menggunakan bahasa Jawa yang lebih halus, mungkin akan berubah seperti ini:

Sampun Wancine untuk Wis Wayahe.

Sedanten Sederek Sedanten Makmur Untuk Kabeh Sedulur Kabeh Makmur

Tentu, sangat sulit untuk orang Jawa Timur kebanyakan, apalagi yang menggunakan bahasa Madura sebagai bahasa sehari-hari untuk mengucapkan kalimat dalam bahasa Jawa halus tersebut. Sangat jauh dari kriteria ideal sebagai sebuah slogan. Apalagi slogan politik.

Sama-sama Mengandung Rima

Selain sama-sama menggunakan bahasa Jawa Ngoko, masing-masing slogan di atas, sama-sama mengandung rima. Baik rima awal maupun rima akhir.

Slogan yang digunakan calon gubernur Jawa Timur pada tahun 2018 ini, meskipun singkat mengandung rima yang membuat indah dan unik.

Wis Wayahe terdiri dari dua kata yang sama-sama diawali oleh huruf w. Maka, ini bisa disebut sebagai aliterasi. Perulangan bunyi w yang berulang.

Sementara pada Kabeh Sedulur Kabeh Makmur terdapat perulangan bunyi akhir -ur. Selain itu, juga terdapat repetisi kata kabeh.

Sama-sama Mengandung Arti yang Saling Berkaitan

Nah, kalau persamaan yang satu ini berkaitan dengan makna dan hasil. Misalnya, Wis Wayahe yang berdasarkan hasil hitung cepat mengungguli Kabeh Sedulur Kabeh Makmur, bisa dikaitkan.

Pancen wis wayahe dadi. Memang sudah waktunya jadi (gubernur).

Kabeh sedulur kabeh makmur. Semua bersaudara semua makmur (maka pilihlah Gus Ipul).

Jika dikaitkan dengan kondisi penghitungan hingga kini, bisa dimaknai: Khofifah pancen wis wayahe dadi gubernur, tapi Gus Ipul kudu dijak mbangun Jawa Timur mergo kabeh sedulur ben rakyate kabeh makmur.

Jadi, ada harapan besar. Yang makmur bukan hanya Khofifah, pimpinan partai pendukung, dan para tim suksesnya saja. Tapi semua rakyat bisa makmur. Termasuk yang tidak memilih Khofifah.

Asyik yo Jawa Timur iki rek!