Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik bagi putra-putrinya. Mulai dari hal yang sepele seperti pakaian, makanan, minuman, sampai tempat tinggal, pendidikan atau masa depan yang lebih baik. Berbicara tentang asupan makanan si kecil, pernahkah Ayah Bunda memperhatikan kalau si kecil lebih sering mengonsumsi minuman dengan rasa manis dibandingkan dengan minum air putih atau mineral? Perlu diketahui bahwa kebiasaan tersebut ternyata dapat mendatangkan berbagai gangguan kesehatan yang merugikan. Sebagai orang tua harus teliti dengan kadar gula dalam minuman-minuman yang sering dikonsumsi anak kita. Karena bisa saja minuman si kecil memiliki kadar gula yang jauh lebih banyak daripada yang didapatkan dari makanan utama.
Gula sebenarnya merupakan asupan untuk menghasilkan energi untuk kerja otot. Tetapi jika minuman manis mengandung lebih banyak gula dari yang dibutuhkan maka itu akan berakibat buruk. Para ahli menyarankan anak mengonsumsi tidak lebih dari 226 gram gula atau kurang dari 6 sendok makan gula per minggu. Sementara satu kaleng soda 350 ml saja sudah mengandung gula lebih dari itu.(alodokter.com). Gula dalam kadar yang bisa dibilang tinggi ini bisa ditemukan tidak hanya dalam minuman ringan, tapi juga dalam minuman olahraga, teh, kopi, minuman bervitamin, minuman mineral dengan rasa tertentu, hingga jus buah dalam kemasan.
Berikut beberapa jenis minuman dan kandungan gula di dalamnya:
Di bawah ini, beberapa efek negatif apabila si kecil terlalu banyak minum minuman manis;
Beberapa panduan yang dapat diterapkan diantaranya adalah memerikan ASI. Kita semua paham bahwa ASI adalah minuman terbaik untuk anak di bawah satu tahun. Setelah itu Bunda dapat memberikan air mineral dan susu. Setelah usia 2 tahun, susu yang diberikan dapat berupa susu dengan lemak terbatas. Susu tanpa rasa lebih baik dibanding susu manis yang pasti dengan kadar gula tinggi. Ada baiknya Bunda memberikan susu rendah lemak (1%) atau susu tanpa lemak. Selain itu, biasakan juga anak untuk minum air mineral atau air putih. Bunda juga sebaiknya tidak membiasakan susu botol sebagai sarana penenang bayi. Selain itu sebaiknya bayi sudah tidak lagi minum dari susu botol setelah melewati usia setahun.
Biasakan anak mengonsumsi buah dan sayuran segar. Daripada minum jus buah dalam kemasan, biasakan anak untuk makan buah dan sayuran segar. Selain kaya serat, makan buah dan sayur dapat mengajarkan anak akan rasa dan tekstur berbeda, dan dapat menjadi alternatif makanan ringan yang sehat. Jika anak tidak suka makan buah dan memang perlu minum jus, Bunda dapat memastikan jus dibuat dari buah dan sayuran segar dan bersih, dengan tambahan gula yang secukupnya saja.
Hal yang tak kalah penting, membatasi anak mengonsumsi minuman manis berarti Bunda juga perlu menerapkan hal yang sama. Dengan terbiasa mengonsumsi minuman sehat dan juga pola makan sehat, Bunda dapat memberi contoh dan mendidik kebiasaan makan dan minum yang sehat pada anak, sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit berbahaya di kemudian hari.
Sumber; alodokter.com
Gula sebenarnya merupakan asupan untuk menghasilkan energi untuk kerja otot. Tetapi jika minuman manis mengandung lebih banyak gula dari yang dibutuhkan maka itu akan berakibat buruk. Para ahli menyarankan anak mengonsumsi tidak lebih dari 226 gram gula atau kurang dari 6 sendok makan gula per minggu. Sementara satu kaleng soda 350 ml saja sudah mengandung gula lebih dari itu.(alodokter.com). Gula dalam kadar yang bisa dibilang tinggi ini bisa ditemukan tidak hanya dalam minuman ringan, tapi juga dalam minuman olahraga, teh, kopi, minuman bervitamin, minuman mineral dengan rasa tertentu, hingga jus buah dalam kemasan.
Berikut beberapa jenis minuman dan kandungan gula di dalamnya:
- 1,5 liter minuman cola dapat mengandung 15-18 sendok teh gula.
- 600 ml minuman ringan dapat mengandung 16 sendok teh gula.
- 600 ml minuman olahraga bisa mengandung 11,5 sendok teh gula.
- 300 ml susu kaya lemak kurang lebih mengandung 7 sendok teh gula.
- 250 ml jus jeruk mengandung 5 sendok teh gula.
- 200 ml jus buah lain dapat mengandung 4,5 sendok teh gula.
- 250 ml minuman berenergi mengandung hampir 7 sendok teh gula.
- 600 ml minuman olahraga mengandung 9 sendok teh gula.
Di bawah ini, beberapa efek negatif apabila si kecil terlalu banyak minum minuman manis;
- Sulit mengontrol berat badan.
- Berisiko mengalami gigi berlubang.
- Cenderung menjadi pemilih makanan (picky eating), kurang nafsu makan, serta dapat mengalami gangguan buang air besar.
- Lebih berisiko mengalami gangguan pencernaan, seperti diare, sehingga tidak mendapatkan nutrisi dan energi yang cukup.
- Untuk minum bersoda hampir pasti akan lebih banyak lagi minum soda setelah dewasa. Selain gula, soda juga sering mengandung kafein yang tidak dibutuhkan anak.
- Lebih berisiko mengalami gangguan kesehatan seperti hipertensi, kegemukan, hingga penyakit jantung saat dewasa.
Beberapa panduan yang dapat diterapkan diantaranya adalah memerikan ASI. Kita semua paham bahwa ASI adalah minuman terbaik untuk anak di bawah satu tahun. Setelah itu Bunda dapat memberikan air mineral dan susu. Setelah usia 2 tahun, susu yang diberikan dapat berupa susu dengan lemak terbatas. Susu tanpa rasa lebih baik dibanding susu manis yang pasti dengan kadar gula tinggi. Ada baiknya Bunda memberikan susu rendah lemak (1%) atau susu tanpa lemak. Selain itu, biasakan juga anak untuk minum air mineral atau air putih. Bunda juga sebaiknya tidak membiasakan susu botol sebagai sarana penenang bayi. Selain itu sebaiknya bayi sudah tidak lagi minum dari susu botol setelah melewati usia setahun.
Biasakan anak mengonsumsi buah dan sayuran segar. Daripada minum jus buah dalam kemasan, biasakan anak untuk makan buah dan sayuran segar. Selain kaya serat, makan buah dan sayur dapat mengajarkan anak akan rasa dan tekstur berbeda, dan dapat menjadi alternatif makanan ringan yang sehat. Jika anak tidak suka makan buah dan memang perlu minum jus, Bunda dapat memastikan jus dibuat dari buah dan sayuran segar dan bersih, dengan tambahan gula yang secukupnya saja.
Hal yang tak kalah penting, membatasi anak mengonsumsi minuman manis berarti Bunda juga perlu menerapkan hal yang sama. Dengan terbiasa mengonsumsi minuman sehat dan juga pola makan sehat, Bunda dapat memberi contoh dan mendidik kebiasaan makan dan minum yang sehat pada anak, sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit berbahaya di kemudian hari.
Sumber; alodokter.com